Kamis, 24 Maret 2011

Kebetulan, Pembawa Sial dan Pembawa Keberuntungan :)



Ketika masih kuliah, saya pernah memiliki seorang teman yang terlalu percaya pada tahayul. Bagi orang-orang yang rasional pasti terkadang terasa menggelikan, bahkan terkadang menyebalkan.
Pernah disebutnya bahwa saudaranya ada yang pembawa sial, hanya karena saudaranya selalu ada di lokasi kejadian setiap kali di keluarga mereka terjadi musibah :D
Pernah disebutnya bahwa salah seorang iparnya pembawa keberuntungan karena setelah menikahi kakaknya kondisi ekonomi kakaknya meningkat :)

Ada juga seorang teman lain yang sangat keras kepala. Dia sangat tidak percaya kepada yang namanya "Kebetulan" dan selalu memaksa kami semua untuk sependapat dengan dirinya.
Dia selalu berkata kepada saya, "There is no coincidence, Major!"
Dan saya akan berkata, "Yes, there is, Admiral!" hanya untuk membuatnya kesal hehehhe...

Tulisan ini saya persembahkan terutama kepada mereka berdua, semoga saat ini teman saya yang satu tidak lagi meyakini tahayul seperti dulu saya mengenalnya, dan semoga teman yang satu lagi sudah berkurang keras kepala dan memaksakan pendapatnya :D

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada yang kebetulan. Semua sudah diatur oleh Allah.
Jadi ungkapan "Untungnya kebetulan saat itu saya ada disana" atau sebaliknya mungkin kurang tepat.
Contoh nyata pada kehidupan saya.
Ada beberapa kejadian yang tidak akan pernah saya lupakan detailnya :)

Kejadian Pertama

Pada tanggal 9 Maret 2006, saya sedang haid, dan memutuskan izin tidak masuk kerja karena perut saya kram sejak subuh hari.
Pagi itu Nada Salsabila Hafizah (putri saya yang saat itu berusia 1,5 tahun) hanya sedikit flu. Tidak batuk, tidak demam.
Pk. 10.30 WIB saya memeluknya dipangkuan saya, karena Nada tidak ingin tidur ditemani pengasuhnya. Setelah Nada tertidur, saya beristirahat sambil menemani Ifan bermain game di laptop.
Pk. 12.00 WIB Ifan mengajak tidur siang. Saya bermaksud mengintip Nada tidur sebelum menemani Ifan. Saat itulah saya menemukan Nada dalam keadaan kejang dalam keadaan panas tinggi, entah sudah berapa lama.
Saya berteriak memanggil Lia (pengasuh Nada) dan Enah (pengasuh Ifan), dan langsung meneriakkan serangkaian instruksi.
"Lia, ambil air utk kompres, kasih es batu!" seru saya sambil membuka baju Nada.
Saat itu saya memarahi Lia yang menangis melihat Nada kejang, "Lia, jangan nangis! Kamu nggak akan bisa mikir kalau nangis!!"
"Enah, panggil taksi!" perintah saya lagi. Teringat kondisi jalan yang pasti macet, saya segera merubah instruksi, "Jangan taksi, panggil ojek aja!"
Setelah sekedarnya menyeka tubuh panas Nada, saya menyuruh Lia memakaikan baju Nada kembali sementara saya mempersiapkan diri untuk berangkat.
Enah pulang membawa ojek dari ujung komplek, saya perintahkan untuk mengambil sendok dan dibungkus saputangan untuk diselipkan di mulut Nada yang masih belum berhenti kejang.
Saya membawa Nada naik ojek pertama dan meminta Lia menyusul naik ojek lain dengan membawa perlengkapan menginap di RS untuk Nada.
Saat di ojek, saya sempat menelepon sepupu saya yang dokter dan dokter pribadi Nada, menyampaikan kondisi Nada yang masih juga kejang. Atas instruksi dokternya, Nada dibawa ke UGD RS. Harapan Kita.
Setelah di UGD Nada ditangani dokter dan suster, barulah teringat untuk menelepon suami saya... percakapan yang hingga saat ini juga masih saya ingat detailnya...
"Assalamu'alaikum, Ayah sedang dimana?"
"Wa'alaikumsalam, sedang di kantor, Bun. Kenapa?"
"Ayah, bisa datang ke UGD RS Harapan Kita?"
"Kenapa Bun? Siapa?" Nada suara suami saya mulai meninggi.
"Nada kejang, Yah..." barulah saat itu tangis saya pecah... dan suami saya bagai terbang menempuh jarak dari Barito ke Slipi, dan dalam 15 menit sudah berada di samping saya...

Meskipun akhirnya Nada meninggal dunia di RS Harapan Kita pada tanggal 17 Maret 2006, namun Alhamdulillah - sungguh rasa syukur saya panjatkan kepada Allah dan bukan kepadakebetulan hehehe... - saat kejadian Nada kejang itu saya ada di rumah, sehingga kami sempat melakukan ikhtiar secara maksimal demi kesembuhan Nada.
Jika saat itu saya atau suami tidak ada di rumah, terbayang betapa paniknya para pengasuh menghadapi kejadian itu :)

Kejadian Kedua

Kejadiannya baru saja terjadi pada tanggal 8 Januari 2011 yang lalu, dan sudah saya tuliskan detailnya.
Seharusnya hari itu saya pergi ke Dufan bersama teman-teman "Arisan Finance Accounting dan Mantan Finance Accounting D-NET".
Tapi entah mengapa sejak awal saya sudah berkata tidak bisa hadir, padahal hari itu saya tidak ada acara lain, hanya rencana menjemput Ifan dari ekskul di sekolahnya saja.

Sekali lagi mengucap syukur, Alhamdulillah - rasa syukur saya panjatkan kepada Allah dan bukan kepada kebetulan hehehe... - saya saat itu ada di rumah dan suami juga berada tidak jauh lokasinya sehingga bisa bersama-sama membawa Fian ke rumah sakit :)

Kejadian Ketiga

Minggu lalu, saya "terpaksa" pergi ke Lombok dalam rangka dinas kantor mewakili Deputi GM saya yang berhalangan hadir karena ada acara lain yang tidak bisa ditinggalkan.
Undangannya tanggal 17-18 Maret 2011, di Holiday Resort Lombok di Jl. Raya Senggigi.
Saat diberitahu bahwa saya yang harus berangkat, saya sempat menghubungi Ibu saya, meminta beliau ke Jakarta untuk menemani Fian karena suami saya biasanya pulang agak larut malam dan saya kurang nyaman jika anak-anak hanya bersama pengasuh di waktu malam. Ibu pun sudah menyanggupi.
Namun entah mengapa, perasaan kurang nyaman menghinggapi hati saya. Hingga saat ini, di usia hampir 3 tahun, Fian memang belum pernah pisah tidur dengan saya. Fian selalu menolak jika Ibu dan Papa saya mengajaknya tidur bersama mereka jika kebetulan datang ke Jakarta. Berbeda dengan Ifan yang sudah terlatih pisah tidur sejak berusia 1 tahun karena tidak mendapatkan ASI secara penuh.
"Nggak ah, Fian tidur sama Bunda aja," demikian kata Fian selalu.

Saya akhirnya bertanya pada atasan saya, bagaimana detail acara disana. Berdasarkan pengalaman Acara Rekonsiliasi Keuangan dan Perpajakan sebelumnya, atasan saya menyampaikan bahwa sebenarnya acaranya hanya 1 hari saja, namun untuk para panitia dan undangan diberikan fasilitas menginap.
Saya mengemukakan keraguan saya untuk menginap karena kondisi Fian. Alhamdulillah atasan saya sangat pengertian :)
Beliau menghubungi penyelenggara acara, dan Alhamdulillah penyelenggara bersedia mendahulukan perusahaan kami untuk Rekonsiliasi jika ingin melakukan perjalanan pulang pergi (PP).
Setelah mengecek jadwal penerbangan, ternyata memang ada jadwal penerbangan pagi untuk rute Jakarta - Mataram dan ada pula jadwal penerbangan sore untuk Mataram - Jakarta.
Niat baik itu biasanya diikuti dengan semesta mendukung, demikian ungkapan salah seorang founder NCC, Wisnu Ali Martono :D

"Gila loe Yen!" demikian hampir semua teman berkata.
"Rugi ke Lombok nggak jalan-jalan!" jerit sebagian besar teman.
"Kenapa sih mau-maunya PP? Kan suami loe udah ngizinin ini?" selidik teman yang lain.
Saya sempat terdiam, agak merasa sulit menjelaskannya.

Alasan pertama, saya terbiasa melakukan suatu perubahan tidak secara drastis, melainkan dengan proses hampir dalam segala hal, terutama yang berkaitan dengan anak-anak saya.
Menyapih ASI dengan proses (mengurangi pemberian ASI siang hari, menggantinya dengan makanan dan minuman, baru kemudian menyapih total), demikian pula dengan mengajarkan anak untuk lepas dari tidur bersama saya (dengan menyuruh tidur dengan Ibu dan Papa jika berkunjung dengan saya masih ada di rumah yang sama, baru kemudian diajak liburan lain kota dan menginap tanpa saya atau sebaliknya). Alasan ini lah yang saya kemukakan jika ada yang bertanya :)

Alasan kedua, saya berusaha tetap setia pada komitmen saya.
Saya pernah berjanji bekerja demi membantu nafkah keluarga sehingga tetap memprioritaskan keluarga. Bersenang-senang di Lombok dan meninggalkan Fian tanpa proses pisah sebelumnya sulit untuk saya lakukan.
Mungkin alasan ini agak sulit untuk diterima sebagian besar orang. "Terlalu idealis", mungkin adalah ungkapan yang akan terdengar sebagai balasannya :)
Namun, ucapan suami saya yang membuat hati saya berbunga-bunga, "Terima kasih ya Bunda, tetap memprioritaskan keluarga..." mengalahkan segala bayangan kesenangan wisata di sana :D

Finally, saya berangkat dari Jakarta Pk. 09.00 WIB, tiba di Mataram Pk. 12.00 WIT, langsung mengurus check in untuk kepulangan sore harinya Pk. 16.20 WIT. Langsung ke Holiday Resort Lombok. Lunch dan bersosialisasi sebentar. Langsung melakukan Rekonsiliasi Keuangan.
Pk. 15.45 WIT berangkat naik taksi ke Bandara Mataram, tiba di bandara hanya 5 menit sebelum pesawat boarding :D
Tidak sempat jalan-jalan, termasuk ke pantai yang terletak di belakang Resort. Hanya bisa melihat keindahan lautnya dari taksi saja heheheh...
Mendarat di Bandara Jakarta Pk. 17.30 WIB, saat menyalakan handphone nada sms langsung berbunyi, "Bunda, Fian tadi sore waktu tidur jatuh dari tempat tidur. Sekarang badannya agak hangat, nangis bilang punggungnya sakit."
Mbok Saminah, si mbok tukang urut yang biasa mengurut Fian sejak dari dalam kandungan saya, sudah memasuki hari pantang. Beliau percaya ada hari pantang dalam pekerjaannya mengurut, yaitu sejak hari kamis setelah ashar hingga hari jumat setelah shalat jumat :((
Segera saya pulang ke rumah.
Melihat saya pulang, Fian langsung ceria dan sepertinya melupakan sakitnya. Suhu tubuhnya pun normal kembali secara luar biasa :)
Besok malamnya baru saya membawa Fian ke Mbok Saminah untuk diurut dan dilemaskan otot punggungnya yang semula tegang akibat jatuh :)

Kesimpulan

Dari kejadian diatas, apakah kebetulan yang membuat saya bisa bergerak secara otomatis hampir tanpa berpikir panjang untuk mengatasi masalah pertama dan kedua?
Atau apakah saya akan dianggap sebagai pembawa musibah karena pada saat kejadian pertama dan kedua saya berada di lokasi kejadian?
Atau saya akan dianggap cenayang karena merasa tidak nyaman untuk pergi dan pas pula terjadi musibah setelahnya?
Heheheheh.... untuk itulah tulisan ini saya buat, untuk memberikan pandangan "sisi lain" dari beberapa kejadian, sehingga kita tidak perlu memberikan "label" kepada orang lain bahkan mungkin pada diri sendiri dengan cara yang tidak rasional :)

Allah Maha Mengatur. Saya percaya Allah sudah mengatur semua kejadian diatas.
Mungkin saya ada saat terjadi musibah pada kejadian pertama dan kedua agar bisa mengambil tindakan cepat saat itu, juga agar bisa belajar banyak dan mengambil hikmah dari musibah tersebut.
Tindakan cepat itu pun tidak semata-mata kebetulan bisa saya lakukan. Melainkan dari pendidikan jangka panjang. Alhamdulillah, latihan bergerak cepat dibawah tekanan dan hitungan instruktur saya yang saya dapat saat di Paskibra SMA 78, adalah salah satu yang saya yakini membentuk saya tanpa saya sadari menjadi orang yang hampir otomatis bergerak dalam kondisi darurat :D
Saat musibah pada kejadian ketiga saya tidak ada mungkin karena tidak ada tindakan yang harus diambil secara cepat. Namun Alhamdulillah saya ada pada malam harinya mungkin untuk memberikan rasa nyaman kepada Fian agar rasa sakitnya tidak terlalu terasa :)
Sedangkan rasa tidak nyaman untuk pergi dari rumah pada ketiga kejadian diatas mungkin merupakan bagian dari naluri yang Allah anugerahkan pada setiap Ibu :)

Jadi percayalah teman, semua hal yang baik dan buruk yang terjadi di dunia ini karena Allah punya kuasa, bukan karena si "Pembawa Sial" dan si "Pembawa Keberuntungan" seperti yang sering diucapkan oleh pemain sinetron masa kini :D
Dan untuk teman saya, Admiral, saat ini saya ingin menyampaikan pengakuan dari lubuk hati yang paling dalam, bahwa :
"Ya, sebenarnya saya sungguh percaya bahwa tidak ada yang namanya kebetulan. Karena semua yang terjadi di dunia ini sudah diatur oleh Allah Swt..."

Jakarta, 24 Maret 2011
Yeni Suryasusanti

Ulang Tahun Kematian dan Ziarah Kubur...


Last Picture (on Feb 5, 2006) of My Beloved Daughter, Nada Salsabila Hafizah (26 Aug 2004 - 17 Maret 2006)
Me (Left), Nada (Center) and My eldest sister: Yati (Right)

Para penggemar buku Harry Potter pasti pernah membaca istilah Ulang Tahun Kematian.
Nick Kepala Hampir Putus, hantu menara Gryffindor, pernah mengadakan perayaan untuk merayakan Ulang Tahun Kematiannya dengan mengundang Harry, Ron dan Hermione :)

Tapi kali ini saya tidak ingin mendongeng tentang penyihir favorit banyak orang itu hehehe... Saya hanya ingin membagi kegalauan pribadi saya seputar Ulang Tahun Kematian...
Tulisan ini saya buat, karena pagi ini saya kembali membuktikan bahwa Allah memang Maha Mengetahui masing-masing hati umatnya, melebihi pemilik hati itu sendiri...

Ada yang menjadi tanda tanya besar bagi saya, setiap jelang ulang tahun berpulangnya Nada.
Entah kenapa, selalu saja saya tidak bisa meluangkan waktu untuk berziarah ke makamnya. Selama ini selalu karena tanggal 17 Maret jatuhnya di hari kerja, meskipun sebenarnya jika betul-betul niat bisa saja saya mengajukan cuti agar bisa berziarah.
Tahun ini, kembali saya tidak bisa berziarah pada hari ulang tahun berpulangnya Nada karena jatuhnya kembali di hari kerja...

Saya pernah membaca, pada permulaan pengembangan Islam, Rasulullah melarang umatnya untuk melakukan ziarah ke kubur. Adapun motivasi larangan itu adalah karena di jaman jahiliyah, kuburan itu menjadi salah satu sumber dan sasaran pembaktian kaum penyembah berhala. Bahkan jauh sebelum itu, di jaman Nabi Nuh a.s., sebagian kaumnya memandang kuburan itu sebagai satu tempat yang suci (kudus). Dengan larangan menziarahi kubur itu pada permulaannya, maka dapatlah dibendung kekhawatiran timbulnya kembali paham syirik, sedangkan iman dan tauhid yang ditanamkan oleh Rasulullah kepada pengikut-pengikutnya baru saja pada taraf permulaan, belum berurat berakar dalam jiwa mereka.
Setelah pembinaan ajaran iman dan tauhid itu semakin kuat, Rasulullah menerima wahyu yang mengizinkan untuk menziarahi kubur ibunya, sehingga beliau menunjukkan dengan perbuatannya sendiri kebolehan ziarah ke kubur itu.

"Nabi Muhammad s.a.w. menziarahi kubur ibunya. Beliau menangis, dan menangis pula orang-orang di sekelilingnya. Kemudian, Nabi berkata: Saya meminta izin kepada Tuhanku (Allah) supaya diperkenankan memohonkan doa ampunan untuk ibuku. Permohonanku itu tidak diizinkan. Kemudian aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya, dan diizinkan. Berziarahlah kamu, agar kamu teringat kepada kematian." (HR. Ahmad dan Muslim).

Hari ini saya menemukan tulisan di http://cahayamuslim.blogspot.com/2008/05/ziarah-kubur.html danhttp://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=409 tentang ziarah kubur. Akan saya kutipkan sebagian disini agar menjadi pengingat untuk saya dan teman-teman yang kebetulan membaca...

"Ziarahilah kubur, Anda dengan itu akan teringat ke akhirat. Mandikanlah orang yang mati, karena sesungguhnya hal itu menjadi obat mujarab yang mengandung pengajaran yang mantap. Sembahyangkanlah jenazah, mudah-mudahan hal itu akan menggugah hati Anda, sebab orang yang berdukacita berada di bawah naungan Ilahi dalam menghadapi tiap-tiap kebaikan." (HR. Hakim).

Dari berbagai hadist yang menganjurkan dan mendorong melakukan ziarah kubur itu, maka para ulama berpendapat bahwa hukum ziarah kubur itu ialah sunnah. Adapun hikmahnya mengandung dua macam nilai :
  1. Mengingatkan manusia pada kematian, bahwa pada saat yang tentu menurut ajal yang ditetapkan Tuhan, tiap-tiap orang akan kembali ke hadiratNya.
  2. Untuk memohonkan doa ampunan (istighfar) kepada Allah SWT supaya dosa orang yang diziarahi kuburnya itu, diampunkan oleh Allah.
Jadi ziarah kubur haruslah didasarkan kepada dua motivasi yang diterangkan di atas.

Ucapan dan doa yang sering dibacakan oleh Rasulullah tatkala ziarah kubur, yang artinya sebagai berikut :
"Keselamatan untuk kamu, hai ahli kubur orang-orang Mukmin dan Muslim. Dengan kehendak Tuhan, kamipun akan menemui kamu. Kamu telah mendahului kami, dan kami akan menyusul. Kami mohonkan kepada Allah keselamatan untuk kami dan kamu." (HR. Ahmad dan Muslim).

Ziarah Kubur dapat dilakukan kapan saja, tidak ada waktu yang khusus dan tidak boleh (tidak layak) dikhususkan untuk itu, baik pada bulan sya’ban, syawal maupun waktu-waktu yang lainnya. Hal ini karena tidak adanya dalil yang menunjukkan tentang adanya waktu khusus atau afdhal (paling baik) untuk berziarah kubur.

Ketika Syaikh Doktor Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan ditanya tentang waktu/hari yang afdhal untuk berziarah, beliau berkata : “Tidak ada waktu khusus dan tidak ada waktu tertentu untuk berziarah kubur”. Lihat Al-Muntaqa min Fatawa Syaikh Sholih Al-Fauzan : 2/166.

Besok, 17 Maret 2011, tepat 5 tahun bepulangnya Nada. Moment yang saya yakini bahwa Allah lebih mencintai dirinya daripada saya, sehingga tidak mengizinkan Nada mencapai usia akil baligh dan ternoda oleh dosa.

Jika boleh jujur, selama ini motivasi saya ingin berziarah pada saat ulang tahun berpulangnya Nadamungkin lebih didasari oleh rasa rindu, mengingat hari itu adalah hari terakhir saya memandikan dan memeluk tubuh mungilnya, dan secara tidak sadar saya beranggapan bahwa dengan berziarah berarti saya sedang "mengunjungi" Nada.
Sedangkan jelas motivasi ziarah kubur seharusnya untuk mengingatkan diri akan kematian yang bisa datang kapan saja, bukan untuk melepas rindu dengan pusara yang kita bayangkan sebagai peraduan orang tercinta, padahal disana hanya tinggal tulang belulang belaka...

Alhamdulillah, selama 5 tahun ini saya diselamatkan Allah agar terlebih dahulu meluruskan niat saya dalam hal ziarah ke makam Nada Salsabila Hafizah, putri saya tercinta, sehingga tidak menjadikan Ulang Tahun Kematiannya sebagai hari khusus untuk melepas rindu dengan berziarah...

Tuhanku, jangan ambil nyawaku 
sebelum ku dekat dengan-Mu
Tuhanku, siapkan duniaku
tuk nanti tiba akhiratku...

Jakarta, 16 Maret 2011
Yeni Suryasusanti

Minggu, 13 Maret 2011

Beauty Class vs Buku Fiqih Kecantikan


Berawal dari salah seorang karyawati di kantor saya terlihat "polos" seolah tanpa dandanan oleh Ibu Presdir dan Bp. Preskom, Manager HRD akhirnya mengadakan "Beauty Class" bekerja sama dengan Mustika Ratu agar karyawati lebih berpenampilan profesional sesuai dengan citra perusahaan.

Terus terang selama ini saya juga termasuk yang minimalis dalam menggunakan make up untuk berangkat kerja.
Standard saya hanya menggunakan moisturizer, bedak, eyeliner dan lipstik, tanpa foundation, eye shadow, blush on apalagi maskara :D

Seluruh staff wanita di kantor wajib mengikuti Beauty Class ini. Setiap peserta diberikan satu paket dasar make up : moisturizer, foundation, bedak, eye shadow, maskara, oxygen spray dan susu pembersih 2 in 1 agar tidak ada alasan tidak memiliki perlengkapan make up dan bisa mulai menampilkan citra profesional segera setelah Beauty Class diadakan. Sebuah antisipasi yang sangat tepat, karena hal itu pasti akan dijadikan alasan bagi staff yang tidak ingin berdandan baik karena malas maupun karena keraguan dan khawatir mendekati tabarruj :)

Ada yang mengesankan bagi saya - dan mungkin banyak teman yang lain - tentang Beauty Class yang diselenggarakan di hall lt.3 kantor saya pada hari Sabtu, 5 Maret 2011 yang lalu.
Ternyata materi yang diajarkan bukan hanya mengenai kecantikan fisik belaka.
Materi justru diawali dengan Etika dan Grooming, bagaimana cara duduk, berdiri dan berjalan yang anggun, serta bagaimana kesehatan tulang justru menjadi penopang utamanya. Juga tentang kecantikan kulit yang berawal dari kesehatan dan pola makan yang sehat. Dan tentang bagaimana kita harus bersyukur karena memiliki anggota tubuh yang lengkap dengan merawat pemberian Allah tersebut karena masih banyak orang-orang di sekitar kita yang lahir dengan ketidaksempurnaan fisik, namun mereka pun tidak berputus asa :)

Yang membuat saya semakin tertegun, saat Ibu Lissy - pengajar materi yang juga merupakan juri keliling Putri Indonesia itu - mengungkapkan tentang Inner Beauty.
Selama ini yang sering saya dengar tentang Inner Beauty adalah kecantikan dari dalam hati antara lain karena tingkat intelektual yang tinggi, senantiasa berpikir positif dan perilaku yang baik menyangkut etiket serta tata krama menghadapi orang lain :)
Namun Ibu Lissy justru menyebutkan bahwa ciri-ciri seseorang yang memiliki Inner Beauty ada 3, yaitu Orang yang :
  1. Sangat dekat dengan Tuhannya
  2. Selalu merasa bersyukur atas apa yang diterimanya
  3. Selalu ingin menyenangkan hati orang lain sehingga selalu ringan tangan membantu orang lain
Sungguh luar biasa bahwa seorang yang saya rasa bisa disebut Pakar Kecantikan - bukan Pakar Keagamaan - justru menjelaskan bahwa Inner Beauty justru sangat erat kaitannya dengan Imanseseorang.
Ya, teman-teman pasti akan setuju bahwa ketiga hal tersebut diatas bisa kita peroleh jika kita sebagai seorang muslimah mengikuti ketentuan Al Qur'an dan Hadist dengan hati yang ikhlas :)

Mengenai ilmu tata rias, banyak hal baru yang menambah ilmu saya yang semula seadanya heheheh...
Bagaimana jari tengah dan jari manis disebut sebagai sahabat kecantikan karena digunakan untuk mengusapkan berbagai cream ke wajah tanpa jari telunjuk ikut serta seperti yang biasa saya lakukan :D
Bahwa mengusap susu permbersih dengan kapas atau tissue justru kearah atas berlawanan dengan arah bulu ramput pada wajah setelah sebelumnya diaplikasikan oleh jari tengah dan manis dengan gerakan memutar, sedangkan cara mengusap moisturizer adalah ke arah bawah mengikut arah bulu rambut pada wajah dan bukan dengan gerakan memutar seperti yang biasa sering saya lakukan, demikian juga cara meratakan foundation agar memberikan hasil yang halus dan rata :D
Mengapa jari telunjuk tidak disertakan sebagai sahabat kecantikan? Ternyata karena jari telunjuk biasa melakukan penekanan yang terlalu kuat apalagi jika disertai dengan gerakan memutar, dapat mengakibatkan kelenjar minyak berproduksi semakin banyak :)

Tag line Beauty Class ini adalah bagaimana membuat Tata Rias Natural dengan melakukan Make Up Korektif.
Kami diajari bagaimana membuat pipi yang tembem menjadi ideal dengan shading di sisi pipi, bagaimana membuat tulang pipi terlihat tinggi dengan shading di bawah tulang pipi dan membubuhkan blush on pada tulang pipinya, bagaimana menyamarkan dagu yang gemuk dengan shading di bawah dagu, bagaimana membuat hidung terlihat lebih mancung dengan shading di sisi tulang dan cuping hidung, serta bagaimana menggunakan pensil untuk membentuk alis jika diperlukan dan menggunakan eye liner serta membaurkan eye shadow agar mata terlihat lebih bercahaya :)
Disebutkan juga wanita berjilbab tidak terlalu perlu melakukan shading karena pipi yang tembem dan dagu yang gemuk bisa ditutupi dengan jilbab. Ah, senangnya... salah satu dari sekian banyak keuntungan yang saya dapat dari berjilbab :D

Karena ingin mengeruk ilmu yang diterima secara gratis karena seluruh biaya ditanggung oleh kantor heheheh, saya berusaha semaksimal mungkin melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan trainer hanya dengan melihat contoh yang mereka peragakan pada model maupun pada teman-teman saya yang meminta bantuan aplikasi di wajah mereka.
Saat itu jujur saya hanya berpikir ilmu akan dikuasai jika kita praktekkan. Meskipun hasilnya pasti tidak akan sebagus aplikasi oleh trainer, saya memilih mengaplikasikan ilmu tata rias ini sendiri. Karena jika make up saya diaplikasikan oleh orang lain, sama saja dengan saya pergi ke salon, bukan belajar tata rias :D
Saya tidak mengenakan shading pada sisi pipi dan dagu karena sudah mengenakan jilbab, saya juga tidak membuat alis dengan pensil alis karena alis mata saya sudah cukup tebal sehingga hanya perlu di sikat. Jadi saya hampir tidak melakukan koreksi apa pun atas wajah saya kecuali sedikit shading di cuping hidung untuk menegaskan bentuknya :D

Kesulitan yang paling saya rasakan adalah pada saat akhir tata rias kami belajar mengenakan bulu mata palsu.
Terus terang, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada trainer dari Mustika Ratu dan tanpa bermaksud menghakimi wanita yang senang menggunakan bulu mata palsu, sempat terlintas juga dalam pikiran saya alangkah bodohnya wanita yang mau mengenakan bulu mata palsu heheheh...
Bayangkan, sudah susah menempelkannya, setelah menempel mata akan terasa sangat berat dan tidak jarang menyebabkan iritasi. Hanya demi mata terlihat lebih sayu, kog ada ya wanita yang mau bersusah payah seperti itu... heheheheh...
Meskipun akhirnya saya berhasil juga mengenakan bulu mata palsu sendiri setelah berkali-kali percobaan dan menambah lem untuk menempelkan bulu mata palsu tersebut diatas garis bulu mata atas saya yang asli dan akhirnya mengenakan maskara untuk menyamarkan perbedaannya.
Tetap saja saya hanya sanggup mengenakannya kurang lebih 1,5 jam saja, dan saat saya hendak shalat zuhur saya lepas karena sudah membuat perih dan merah mata saya :D

Sungguh luar biasa cara kantor saya berusaha memotivasi kami sebaik mungkin. Selain dengan menyediakan make up dasar untuk kami bawa pulang, juga disediakan 10 paket produk senilai @ Rp 250.000,- untuk 10 orang make up terbaik diantara 39 orang peserta Beauty Class.

Ketika saya ditunjuk pertama kali untuk maju ke depan sebagai salah seorang make up terbaik sempat sedikit bingung dan terkejut karena saya merasa make up saya biasa-biasa saja dan tidak "spektakuler" heheheh...
Kemudian disebutkan bahwa make up terbaik ternyata dipilih bukan karena make up yang tebal, melainkan karena kehalusan tata rias, make up yang natural dan mandiri dengan tidak tergantung kepada trainer.
Alhamdulillah, saya (dari Divisi Finance), Rina dan Nina (dari Divisi GA/HRD), Fina dan Triana (AM), Yati (Sekretaris), Poppy, Dianne, Lechy dan Tina (dari Divisi Marketing) mendapatkan hadiah produk eksklusif Mustika Ratu karena menjadi 10 orang dengan make up terbaik :)

Pesan dari HRD untuk mulai menerapkan tata rias natural untuk menampilkan citra profesional perusahaan mulai hari Senin, 7 Maret 2011, membuat saya membuka buku yang belum lama saya beli yaitu : Fiqih Kecantikan - Panduan Cantik Sesuai Syari'at terbitan Khazanah Intelektualyang ditulis oleh Ustadz Aam Amiruddin yang tulisannya banyak saya baca di Web Percikan Imanhttp://www.percikaniman.org/ atau pada buku-buku tentang shalat yang sering dibeli oleh Ibu saya.
Buku Fiqih Kecantikan ini ditulis dalam bahasa yang mudah dimengerti, dan alhamdulillah menjawab keraguan saya dalam banyak hal tentang cara mempercantik diri.
Isi buku ini cukup lengkap, mencakup Prinsip-Prinsip Dasar yang harus dipegang oleh seorang Muslimah dalam Mempercantik Diri, dan dalil yang berkaitan dengan Teknologi Kecantikan mulai dari Make Up, Betah Kosmetik, Botox & Dracula Therapy, Suntik Putih / Suntik Vitamin C, Teknologi Nano, Lulur, Tanning, Perawatan Rambut, Keindahan Gigi, Waxing, Tato Kecantikan , Eye Whitening, Parfum, Fashion, Spa, Facial, Totok Aura dan Perhiasan.

Berikut saya kutipkan beberapa hal penting dalam buku tersebut berkaitan dengan Beauty Class yang telah kami jalani :

Bagaimana hukum menggunakan make up dalam pandangan Islam?

Make up kesehatan (artinya make up yang digunakan hanya sebatas melindungi kulit agar tetap sehat tanpa harus mengubah kealamiannya, menggunakan bahan-bahan yang tergolong sederhana dan aman), sudah jelas tidak menjadi masalah berdasarkan tinjauan fiqih Islam karena tidak terdapat unsur-unsur yang melanggar syari'i ataupun medis. Make up jenis ini bahkan dianjurkan karena seorang muslimah harus terlihat sehat dan segar.

Make up kecantikan (artinya make up yang fungsinya tidak lagi sebatas perlindungan dan perawatan, tetapi sudah berfungsi sebagai penambah kecantikan dan pastinya mengubah kealamian kulit yang diberi make up tersebut), status halal-haramnya atau boleh-tidaknya bergantung pada syarat-syarat berikut :
  1. Tidak ada unsur menyambung rambut, baik rambut kepala ataupun bulu mata
  2. Tidak ada unsur bertato
  3. Tidak ada unsur mencukur alis
  4. Tidak ada unsur buka aurat
Keempat syarat ini wajib terpenuhi. Bila tidak terpenuhi, meskipun hanya salah satu diantaranya, maka make up jenis ini menjadi terlarang.

Make up berbahaya (artinya bahan yang digunakan mengandung zat-zat tertentu yang membahayakan meskipun fungsinya sebatas melindungi atau menambah kecantikan), sudah jelas dilarang dalam Islam. Jangankan memakai dalil naqli (Al Qur'an dan As-Sunnah), secara aqli (rasio) pun sudah selayaknya dijauhi sebab penggunaan bahan berbahaya pasti akan mendatangkan banyak kemadharatan.

Dari tulisan diatas dan praktek yang kami laksanakan pada saat Beauty Class, saya bisa tersenyum dan muncul kelegaan saat mengetahui bahwa mengenakan bulu mata palsu yang sangat sulit dan sangat tidak nyaman bagi saya ternyata memang diharamkan oleh Islam, sehingga dengan demikian melindungi saya dari ketidaknyamanan jika ada yang meminta saya mengenakannya :)

Sedangkan mengenai kekhawatiran mengenakan tata rias karena khawatir tabarruj juga dibahas dalam buku tersebut, yaitu tentang pengertian tabarruj.

Menurut bahasa, tabarruj adalah berhias dengan memperlihatkan kecantikan wajah dan menampakkan bagian tubuh.

Ibnu Katsir memberi pengertian tabarruj sebagai "wanita yang keluar tumah dengan berjalan di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya dengan maksud mengundang nafsu mereka".

Syeikh al-Maududi merinci tabarruj sebagai berikut :
  1. Memamerkan keelokan lekuk-lekuk tubuh di hadapan lelaki yang bukan mahramnya dengan niat membangkitkan birahinya
  2. Memamerkan keindahan pakaian dan perhiasan di hadapan lelaki yang bukan mahramnya dengan niat membangkitkan syahwatnya
  3. Berlenggak-lenggok di hadapan lelaki yang bukan mahramnya dengan niat meracuni pikirannya
Islam adalah agama yang sangat menjunjung kebersihan dan keindahan. Tentu saja muslimah harus terlihat indah, cantik, bersih dan terhormat. Beriaslah wahai kaum muslimah, namun jangan sampai terjerumus kepada tabarruj supaya keindahan dan kecantikan itu tidak membawa kemadharatan, tetapi menjadi sumber kemaslahatan.
Dalam Islam, pengertian cantik tentu saja merujuk pada arti kecantikan yang hakiki dan ideal, yaitu kecantikan yang bersumber pada dimensi ruhiah (hati) dan dimensi lahiriah dalam batas tertentu. Hal ini berarti Islam tidak melarang wanita untuk berias dan memakai pakaian indah, tetapi tetap menekankan pentingnya ketakwaan kepada Allah Swt.
Berias dan merawat diri bisa menjadi langkah rasa syukur muslimah terhadap nikmat yang telah Allah berikan. Selain itu, hal ini merupakan bentuk penghargaan pada diri sendiri yang akan membuat setiap muslimah lebih sayang pada diri sendiri dan pada akhirnya kembali bersyukur kepada Allah Swt.

Berarti hal utama yang harus dilakukan berkaitan dengan tata rias adalah senantiasa meluruskan niat saya, apa tujuan saya yang sebenarnya dengan tata rias saya :)
Sedangkan berkaitan dengan Inner Beauty yang juga kami pelajari, kecantikan hati dan akhlak seseorang memiliki peranan penting dan strategis dalam penampilan. Kecantikan hati akan memancarkan keindahan yang mampu menutupi kekurangan-kekurangan fisik seseorang. Sebaliknya kecantikan fisik akan ternodai dengan perilaku, ucapan dan akhlak tercela.
Jadi, suatu keharusan bagi seorang wanita untuk juga meluangkan waktu, usaha dan dana untuk merawat dan memperindah hati dan akhlaknya - bukan hanya untuk fisiknya - agar tercapai keseimbangan antara keindahan lahir dan keindahan batin. Insya Allah... :)

Finance Team at Mustika Ratu Beauty Class
D-NET, Gedung CM, 5 Maret 2011

Jakarta, 12 Maret 2010
Yeni Suryasusanti