Senin, 02 April 2012

Jika...














Jika engkau ingin menggambarkan kehidupan
gambarkanlah ia laksana masakan
segala bumbu yang kita campurkan :
manisnya gula, asinnya garam dan amisnya kaldu ikan
hangatnya jahe, pedasnya cabe dan getirnya jintan
akan berpadu hingga menjadi sebuah kelezatan


Jika engkau ingin menggambarkan percintaan
gambarkanlah ia laksana lautan
kuatnya arus air dibawah tenangnya permukaan
kerasnya ombak yang mampu memecah batu karang meski secara perlahan
dan tiupan angin yang mampu membawa nelayan sampai ke tujuan
juga tenangnya ayunan gelombang setelah badai yang menakutkan


Jika engkau ingin menggambarkan pengharapan
gambarkanlah ia laksana pegunungan
tetap berusaha berdiri meski terjadi pengikisan
masih memberi udara yang lebih menyegarkan
meski akhirnya pohonnya hilang dan berganti bangunan
dan dari harapan bisa muncul tindakan keberanian


Jika engkau ingin menggambarkan kebahagiaan
gambarkanlah ia laksana danau buatan
waduk yang dibangun dengan cara membuat bendungan
yang merupakan air sediaan untuk berbagai kebutuhan
dari pembangkit listrik hingga tempat liburan
karena rasa bahagia bisa muncul dari rasa dibutuhkan


Jika engkau ingin menggambarkan keimanan
gambarkanlah ia laksana kehamilan dan kelahiran
ia murni merupakan hadiah dari Tuhan
meski dimiliki orangtua namun ia tidak dapat diwariskan
walau suami dan istri ikut andil dan berperan
namun hanya dengan bantuan Allah sang jabang bayi bisa bertahan


Jakarta, 2 April 2012
Yeni Suryasusanti


Ketika tergelitik dengan komentar seorang teman : "Dan marilah kita jaga mata dan iman kita masing-masing supaya tetap pada tempatnya. Tidak usah ribut meminta orang lain yang menjaga."
Namun teman, sesungguhnya, terkadang "saling" menjaga - bukan menyalahkan - itu indah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar