Sabtu, 24 November 2012

Tentang Curhat :)



"Yen, gue mau curhat..." demikian beberapa sahabat sesekali berkata untuk mengawali cerita hidupnya.
"Sorry, kalo mau sekedar curhat, jangan sama gue deh, gue nggak ada waktu kalau hanya sekedar jadi tong sampah," jawab saya tegas.
Raut wajah sahabat saya itu kontan berubah. Rasa tersinggung, kecewa bahkan marah terlihat bercampur jadi satu pada ekspresi wajahnya.
"Tapiiiiii, kalau loe niatnya untuk mencari solusi, Insya Allah gue mau luangkan waktu untuk membantu..." demikian lanjut saya sambil tersenyum :D

Curhat adalah curahan hati. Dan segala sesuatu yang tercurah dari hati biasanya berpotensi menuai rasa empati dari hati pula. 
Bertahun-tahun lalu, saya belajar hal ini dari mentor Paskibra saya.
Ketika saya masih menjadi orang yang labil, ketika beberapa masalah berat dalam kehidupan saya membuat saya "galau", saya datang kepada beliau untuk bercerita, untuk membagi beban.
Kami selalu duduk berhadapan dengan dihalangi sebuah meja, seperti konsultasi dengan guru pembimbing layaknya. Beliau akan mendengarkan cerita saya hingga selesai, hanya sesekali menyela ketika perlu lebih memahami masalah yang ada. Jika saya - dalam waktu yang sangat jarang terjadi - sampai menitikkan air mata, beliau akan bangkit dan mengambil sekotak tissue dan meletakkannya di depan saya, tanpa memberikan sentuhan sedikitpun meski sekedar untuk menegaskan empati.
Setelah selesai saya bercerita, barulah kami membahas segala kemungkinan untuk memecahkan masalah saya.

Seorang mentor yang baik, tidak akan membuat anak didiknya tergantung secara permanen kepada dirinya. Dia akan membuat anak didiknya perlahan-lahan mandiri, dengan sedikit demi sedikit menumbuhkan kepercayaan diri dan sesekali menjauh dengan tidak selalu bisa meluangkan waktu untuk berkonsultasi.

Itulah yang terjadi pada diri saya.
Setelah menanamkan kepercayaan diri dan mengingatkan keterbatasan manusia dalam mendampingi, beliau mengingatkan saya bahwa hanya Allah yang bisa menyediakan waktu 24 jam seumur hidup kepada manusia.
"Curhat itu bisa menimbulkan ketergantungan. Karena itu curhat hanya boleh dilakukan kepada Allah, sambil meminta bimbingan untuk penyelesaian masalah. Kepada manusia, jangan curhat, tapi sharing pengalaman demi manfaat atau mencari solusi, karena pertolongan Allah dalam menyelesaikan suatu masalah bukan hanya muncul dalam bentuk ilham, namun terkadang muncul dalam bentuk pencerahan dari orang-orang yang ada di sekitar kita," demikian tutur mentor saya.

Karena "Curhat" bisa menimbulkan ketergantungan, saya sebisa mungkin berusaha menghindarinya. 
Kenapa? Karena manusia seharusnya hanya bergantung kepada Allah, bukan kepada selain-Nya termasuk manusia :)

Jadi teman, ketika saya memiliki masalah dan merasa perlu curhat, saya akan melakukan curhat pertama kepada Allah untuk memohon pertolongan-Nya.
Setelah itu barulah saya menjalankan ikhtiar dengan segala daya upaya untuk memecahkan masalah saya, salah satunya bisa dengan 
cara berkonsultasi kepada orang-orang terdekat yang lebih berpengalaman daripada saya bahkan kepada ahli untuk mendapatkan solusi yang sebenarnya juga merupakan jalan pertolongan dari Allah semata.

Alhamdulillah, dengan cara tersebut selama ini saya membuktikan salah satu dari sekian banyak kasih sayang Allah kepada saya :)

Jakarta, 24 November 2012
Yeni Suryasusanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar