Rabu, 28 November 2012

Tentang Pencerahan...



Kerusuhan adalah cara terbaik 
untuk menyadari betapa tenangnya perdamaian
Kecemasan adalah cara terbaik 
untuk menyadari betapa berharganya rasa aman

Ketakutan adalah cara terbaik 
untuk menyadari betapa hebatnya keberanian
Kesakitan adalah cara terbaik 
untuk menyadari betapa mahalnya kesehatan

Kegelapan adalah cara terbaik
untuk menyadari betapa pentingnya penerangan
Kedinginan adalah cara terbaik 
untuk menyadari betapa nyamannya kehangatan

Ketidaktahuan adalah cara terbaik
untuk menyadari betapa tingginya ilmu pengetahuan
Kealpaan adalah cara terbaik
untuk menyadari betapa utamanya sebuah catatan

Kesendirian adalah cara terbaik 
untuk menyadari betapa hangatnya persahabatan
Kesunyian adalah cara terbaik
untuk menyadari betapa merdunya suara keramaian

Pengabaian adalah cara terbaik
untuk menyadari betapa perlunya kepedulian
Kesepian adalah cara terbaik 
untuk menyadari betapa berartinya sebuah kehadiran

Keputusasaan adalah cara terbaik 
untuk menyadari betapa kuatnya kemauan
Kepergian adalah cara terbaik
untuk menyadari betapa manisnya kerinduan

Perpisahan adalah cara terbaik 
untuk menyadari betapa indahnya kebersamaan
Kematian adalah cara terbaik 
untuk menyadari betapa bernilainya kehidupan

Di tengah kesibukan aku menganalisa perilaku insan
Dan akhirnya yang muncul hanya sebentuk pertanyaan
Apakah kita harus mengalami yang terburuk dalam kehidupan
baru kita mampu bersyukur atas segala anugerah Tuhan?

Jakarta, 28 November 2012
Yeni Suryasusanti

Selasa, 27 November 2012

Cerita Tentang Seorang Wanita...




Hari ini seorang sahabat bercerita
tentang wanita yang sedang pilu hatinya
karena kekasihnya memutuskan cinta
ketika sudah sampai tahap perkenalan kedua keluarga

Alih-alih marah dan merasa terhina
sang wanita malah sibuk mengasihani dirinya
ia berkata memang wajahnya tidak cantik mempesona
hingga wajar jika tidak ada yang ingin bersanding dengannya

Ingin saya katakan kepada mereka
bahwa wajah mempesona bukan pertanda penikahan pasti bahagia
ingin saya teriakkan kepada dunia
bahwa wajah cantik bercahaya tidak memastikan jalan menuju surga

Ya Allah,
Kemana kah perginya harga diri?
Mengapa kepergian kekasih karena alasan duniawi 
bisa membuat wanita terpuruk mengasihani diri?

Ya Allah,
Kemana kah perginya rasa syukur? 
Mengapa hanya karena merasa tidak cantik berpupur
bisa membuat wanita jatuh tersungkur?

Ya Allah,
Kemana kah perginya rasa percaya?
Mengapa sulit meyakini Allah ciptakan manusia
sebagai makhluk paling sempurna?

Dan akhirnya, saya berkata kepada sang pembawa cerita
bahwa segalanya berpulang kepada diri kita
tentang penghargaan diri maupun tentang cinta
karena semua harus timbal balik adanya...

Jakarta, 27 November 2012
Yeni Suryasusanti

Sabtu, 24 November 2012

Tentang Curhat :)



"Yen, gue mau curhat..." demikian beberapa sahabat sesekali berkata untuk mengawali cerita hidupnya.
"Sorry, kalo mau sekedar curhat, jangan sama gue deh, gue nggak ada waktu kalau hanya sekedar jadi tong sampah," jawab saya tegas.
Raut wajah sahabat saya itu kontan berubah. Rasa tersinggung, kecewa bahkan marah terlihat bercampur jadi satu pada ekspresi wajahnya.
"Tapiiiiii, kalau loe niatnya untuk mencari solusi, Insya Allah gue mau luangkan waktu untuk membantu..." demikian lanjut saya sambil tersenyum :D

Curhat adalah curahan hati. Dan segala sesuatu yang tercurah dari hati biasanya berpotensi menuai rasa empati dari hati pula. 
Bertahun-tahun lalu, saya belajar hal ini dari mentor Paskibra saya.
Ketika saya masih menjadi orang yang labil, ketika beberapa masalah berat dalam kehidupan saya membuat saya "galau", saya datang kepada beliau untuk bercerita, untuk membagi beban.
Kami selalu duduk berhadapan dengan dihalangi sebuah meja, seperti konsultasi dengan guru pembimbing layaknya. Beliau akan mendengarkan cerita saya hingga selesai, hanya sesekali menyela ketika perlu lebih memahami masalah yang ada. Jika saya - dalam waktu yang sangat jarang terjadi - sampai menitikkan air mata, beliau akan bangkit dan mengambil sekotak tissue dan meletakkannya di depan saya, tanpa memberikan sentuhan sedikitpun meski sekedar untuk menegaskan empati.
Setelah selesai saya bercerita, barulah kami membahas segala kemungkinan untuk memecahkan masalah saya.

Seorang mentor yang baik, tidak akan membuat anak didiknya tergantung secara permanen kepada dirinya. Dia akan membuat anak didiknya perlahan-lahan mandiri, dengan sedikit demi sedikit menumbuhkan kepercayaan diri dan sesekali menjauh dengan tidak selalu bisa meluangkan waktu untuk berkonsultasi.

Itulah yang terjadi pada diri saya.
Setelah menanamkan kepercayaan diri dan mengingatkan keterbatasan manusia dalam mendampingi, beliau mengingatkan saya bahwa hanya Allah yang bisa menyediakan waktu 24 jam seumur hidup kepada manusia.
"Curhat itu bisa menimbulkan ketergantungan. Karena itu curhat hanya boleh dilakukan kepada Allah, sambil meminta bimbingan untuk penyelesaian masalah. Kepada manusia, jangan curhat, tapi sharing pengalaman demi manfaat atau mencari solusi, karena pertolongan Allah dalam menyelesaikan suatu masalah bukan hanya muncul dalam bentuk ilham, namun terkadang muncul dalam bentuk pencerahan dari orang-orang yang ada di sekitar kita," demikian tutur mentor saya.

Karena "Curhat" bisa menimbulkan ketergantungan, saya sebisa mungkin berusaha menghindarinya. 
Kenapa? Karena manusia seharusnya hanya bergantung kepada Allah, bukan kepada selain-Nya termasuk manusia :)

Jadi teman, ketika saya memiliki masalah dan merasa perlu curhat, saya akan melakukan curhat pertama kepada Allah untuk memohon pertolongan-Nya.
Setelah itu barulah saya menjalankan ikhtiar dengan segala daya upaya untuk memecahkan masalah saya, salah satunya bisa dengan 
cara berkonsultasi kepada orang-orang terdekat yang lebih berpengalaman daripada saya bahkan kepada ahli untuk mendapatkan solusi yang sebenarnya juga merupakan jalan pertolongan dari Allah semata.

Alhamdulillah, dengan cara tersebut selama ini saya membuktikan salah satu dari sekian banyak kasih sayang Allah kepada saya :)

Jakarta, 24 November 2012
Yeni Suryasusanti